Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Memori dalam Rintik Hujan

 Karya  Ega Mutiara Amanta             Sore itu, langit menurunkan setetes demi setetes air yang lama kelamaan tak kuat dibendungnya lagi. Keadaan yang selalu memaksa memori itu merasuki pikiranku. “Kau ini kebiasaan, Febri! Selalu memandang setiap tetes yang jatuh ke tanah tanpa lengah,” sahut Raka, rekan kerjaku sembari membuyarkan lamunanku. “Kau menggangguku saja! Terlalu banyak memoriku dengan hujan sejak saat itu,” jawabku dengan tetap melihat rintik hujan dari balik jendela kafe.   ***   Tepat satu tahun setelah orde baru runtuh, aku dipaksa berhenti oleh manajerku. Tak satu pun pahlawan bernominal yang diberikan oleh kantorku. Di saat yang sama, Rini, kekasihku yang sudah bersama sejak tiga tahun lalu tiba-tiba mengirim undangan dengan lelaki yang bukan aku. Air langit yang tak terbendung seakan menyiratkan hati kecilku yang tak tahu harus berbuat apa. Aku berjalan menyusuri jalanan kota dan tak tahu harus kemana. Mataku menerawang ke depan, terihat sebuah halte y

Gadis Pemimpi

Karya Tea #1 ANGAN   "Ya, namanya juga anak perempuan. Sekolah tinggi-tinggi juga kan tetap aja baliknya nanti ke dapur lagi ke dapur lagi. Gak perlu lah kuliah mahal-mahal. Kalau gak kebiayain sampai lulus gimana? Dapat ijazah SMA aja udah cukup." "Iya bener, anak perempuan itu enak sebenernya. Bakal dibahagiain sama suami. Cukup ngurus rumah aja kalo masalah nyari uang kan urusan suami." Begitulah pemikiran 'kolot' keluargaku, di ruang tengah rumah tanteku, ibu, tante dan keluargaku yang lain sedang mengobrol sembari menyesap teh manis dan kue balok. Aku diam memerhatikan disalah satu kursi tunggal yang tidak jauh dari ruang tengah.  Semua yang ada di sana tentu dapat melihatku dengan jelas, bagaimana aku menatap mereka dengan penuh prihatin dan kekesalan. Semua orang di keluargaku tahu bahwa aku anak perempuan pertama yang bertekad untuk kuliah apa pun yang terjadi. Bahkan di antara sepupu-sepupuku yang lain, akulah satu-satunya yang ingin berse

Kerinduan paling Agung

Gambar
Oleh F. Yussup                  Adi Rustandi atau biasa di sapa Kang Adi, dosen sekaligus penulis dan aktif di beberapa bidang salah satunya seni, ia tergabung dalam grup Shoutul Haq sebagai penyanyi musik religi. Novel Kerinduan Paling Agung adalah karya terbaru dari Adi Rustandi, diterbitkan oleh Penerbit Yrama Widya cetakan I pada bulan September 2020, dengan tebal 312 halaman. Aku mendapatkan novel ini langsung dari penulisnya yang kebetulan beliau dosen saya di fakultas. Harga novel ini sesuai dengan cerita yang disuguhkan di dalamnya, harganya enam puluh ribu rupiah. Novel ini bergenre Romance, namun sedikit dibalut dengan nuansa religius. Jika kalian pernah membaca atau menonton film Dilan dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, menurutku novel ini ceritanya hampir mirip. Sepertinya Penulis terinspirasi dari cerita di dalamnya. Dalam novel ini pembaca akan diarahkan untuk berfokus kepada dua tokoh; Marwah dan Hamzah. Cerita diawali dengan Marwah pindah dari desa tempat ia dibes

Cermin Retak

 Karya Sri Hidayah Aku selalu berharap semua akan baik-baik saja. Kucing korban tabrak lagi tempo hari semoga baik-baik saja, anjing yang dipukul majikannya semoga baik-baik saja, remaja yang teriak karena putus dengan pacarnya semoga baik-baik saja. Semoga kita selalu punya tempat untuk baik-baik saja, walau kadang banyak tidak baiknya, semoga baik-baik saja. Hari ini aku menulis ditemani azan yang berkumandang, jendela kamar yang masih terbuka, sunyi dan angin dari kipas kecil merek GMC. Kemarin aku mendengar salah seorang teman bercerita tentang hidupnya, “ibu kandungnya selalu bekerja keras, banting tulang untuk menghidupi keluarganya, dia masih mempunyai suami, sehat walafiat, masih gagah dan masih mampu untuk mencari uang dengan pendapatan seratus ribu rupiah per hari. Katanya, suami si ibu itu memilih hidup menganggur, dengan kepulan asap rokok dan kopi kapal api yang menemaninya setiap hari. Si ibu sangat mencintai suaminya, rela berkorban apa pun untuknya” katanya, “BODOH!!” k

Ring of Mind

Karya Mochamad Aulia Ridwan              Ini adalah kisah tentang 4 orang sahabat yang mencari mind ring , sebelum ke perkenalan mind ring kita perkenalkan dulu ke 4 pejuang kita yaitu: Aulia Ridwan panggil saja Wan, lalu yang kedua adalah Yudika panggil saja Dik, yang ketiga adalah Richy  nama panggilannya Chy, dan yang terakhir kita perkenalkan adalah Louis sering dipanggil Uis.            Karna kita baru mengetahui namanya saja kita juga harus mengenalnya lebih dalam. Kita langsung saja ke yang pertama; Ridwan dia adalah anak tunggal dan dia tidak memiliki ayah karena ayahnya gugur bersama ayah dari ketiga temannya dalam perjalanan mencari mind ring, ayah dari keempat pejuang itu gugur dan gagal dalam perjalanan untuk mencari mind ring .             Karna selalu bekerja keras  dan sama seperti anaknya, ayah dari keempat pejuang itu dijuluki sebagai Four Knights . Richy adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, Yudika adalah anak sulung dari 2 bersaudara dan Louis adalah ana